Waktu itu, dalam percakapan kita.
Aku bilang,
"Kamu ngga tau gimana aku selama ini!"
Kamu cuma senyum dan mengamini,
"Kamu bener, aku memang ngga tau, ..."
Aku menang, tapi tunggu,
kalimat kamu rupanya belum selesai di situ!
"Tapi kamu juga sama ngga tau nya tentang aku."
Aku tertegun,
Kamu bener,
dan aku tau itu.
Ini percakapan kita waktu itu,
Yang aku ngga (ingin) ingat akhirnya.
P.S.
Jangan ada yang bawa perasaan, bawa ransel udah aja berat.
Senin, 23 Mei 2016
Sabtu, 21 Mei 2016
Customs in Taiwan (Part 1)
Dua hari lalu, di kelas tutoring saya, saya mengambil topik tentang adat dan kebiasaan orang-orang Taiwan. Saat itu, saya tanya ke murid saya yang cuma satu orang itu, "Would you please to tell me about the customs in Taiwan? You can make a list firstly and then tell me." Dia bilang, "Whoa, we have so many customs!" Terus saya bilang, "You can tell me as many as you can."
Daaan ... tadaaa~~~ Inilah hasil percakapan kami selama satu jam itu.
1. Sapaan yang umum di sini adalah "Sudah makan?"
Sementara di banyak tempat di dunia sapaan yang umum saat kita bertemu dengan orang lain adalah "Apa kabar?" maka di Taiwan ngga begitu. Saat berjumpa teman, atau siapapun maka sapaan mereka adalah, "Hai, Sudah makan?". Saya ketawa. Kenapa gitu ya? Saya tanya ke murid saya. Dia juga ketawa. Dia bilang, mungkin karena jaman dulu makanan itu adalah hal yang mewah, jadi kalau orang sudah makan, maka artinya keadaannya pasti baik. Maka pertanyaannya bukan lagi "Apa kabar?" melainkan "Sudah makan?". Hmm, boleh juga.
2. Jangan pernah memberi PAYUNG atau JAM sebagai hadiah.
Di sini, jam merujuk kepada peristiwa kematian, sementara payung berarti mengakhiri hubungan. Jadi jangan sekali-kali ngasih dua buah benda ini sebagai kado di Taiwan (dan di China juga). Tapi seru juga kali ya, kalau ada pasangan mau putus, kasi aja payung, jadi ngga keki bilang "Aku mau putus". Hahaha~
3. Wanita hamil dilarang menggunakan gunting atau jarum.
Dipercaya bahwa wanita hamil yang menggunakan gunting atau jarum maka anaknya kelak akan lahir cacat. Widih, ngeri amat. Yah namanya juga adat dan kebiasaan.
4. Jangan menunjuk bulan.
Nah yang ini ngga kalah menarik. Dipercaya bahwa kalau kita menunjuk bulan dengan tangan (atau dengan kaki, mungkin) maka telinga kita akan putus. Ini yang paling lucu menurut saya (Oops, maaf!). Dan ternyata ini masih dipercaya oleh banyak orang sampai sekarang. Saya cek ke temen sekelas dan dia juga bilang kalau dia ngga berani nunjuk bulan. Sejak kecil, orang-orang di sini sudah diwanti-wanti oleh orangtua masing-masing untuk inget akan hal ini. Maka sampe gede juga, walaupun sudah calon master tetep aja masih percaya. Sekali lagi, namanya juga adat, ya.
5. Jangan berisik waktu makan.
Berisik di sini bukan ngobrol ya, tapi lebih ke berisik dengan alat makan. Karena kebanyakan orang di sini memang makan sambil ngobrol. Yang pantang adalah jangan sampai mangkuk dan sumpit menimbulkan suara berisik. Mereka menganggap suara sumpit dan mangkuk yang berisik terdengar seperti pengemis. Iya juga sih ya.
Oke, sekian dulu untuk hari ini, nanti kapan-kapan saya sambung lagi. Mau ngebis dulu, sebelum ditinggal lagi.
Daaan ... tadaaa~~~ Inilah hasil percakapan kami selama satu jam itu.
1. Sapaan yang umum di sini adalah "Sudah makan?"
Sementara di banyak tempat di dunia sapaan yang umum saat kita bertemu dengan orang lain adalah "Apa kabar?" maka di Taiwan ngga begitu. Saat berjumpa teman, atau siapapun maka sapaan mereka adalah, "Hai, Sudah makan?". Saya ketawa. Kenapa gitu ya? Saya tanya ke murid saya. Dia juga ketawa. Dia bilang, mungkin karena jaman dulu makanan itu adalah hal yang mewah, jadi kalau orang sudah makan, maka artinya keadaannya pasti baik. Maka pertanyaannya bukan lagi "Apa kabar?" melainkan "Sudah makan?". Hmm, boleh juga.
2. Jangan pernah memberi PAYUNG atau JAM sebagai hadiah.
Di sini, jam merujuk kepada peristiwa kematian, sementara payung berarti mengakhiri hubungan. Jadi jangan sekali-kali ngasih dua buah benda ini sebagai kado di Taiwan (dan di China juga). Tapi seru juga kali ya, kalau ada pasangan mau putus, kasi aja payung, jadi ngga keki bilang "Aku mau putus". Hahaha~
3. Wanita hamil dilarang menggunakan gunting atau jarum.
Dipercaya bahwa wanita hamil yang menggunakan gunting atau jarum maka anaknya kelak akan lahir cacat. Widih, ngeri amat. Yah namanya juga adat dan kebiasaan.
4. Jangan menunjuk bulan.
Nah yang ini ngga kalah menarik. Dipercaya bahwa kalau kita menunjuk bulan dengan tangan (atau dengan kaki, mungkin) maka telinga kita akan putus. Ini yang paling lucu menurut saya (Oops, maaf!). Dan ternyata ini masih dipercaya oleh banyak orang sampai sekarang. Saya cek ke temen sekelas dan dia juga bilang kalau dia ngga berani nunjuk bulan. Sejak kecil, orang-orang di sini sudah diwanti-wanti oleh orangtua masing-masing untuk inget akan hal ini. Maka sampe gede juga, walaupun sudah calon master tetep aja masih percaya. Sekali lagi, namanya juga adat, ya.
5. Jangan berisik waktu makan.
Berisik di sini bukan ngobrol ya, tapi lebih ke berisik dengan alat makan. Karena kebanyakan orang di sini memang makan sambil ngobrol. Yang pantang adalah jangan sampai mangkuk dan sumpit menimbulkan suara berisik. Mereka menganggap suara sumpit dan mangkuk yang berisik terdengar seperti pengemis. Iya juga sih ya.
Oke, sekian dulu untuk hari ini, nanti kapan-kapan saya sambung lagi. Mau ngebis dulu, sebelum ditinggal lagi.
Selasa, 10 Mei 2016
Jangan Ada Susah di antara Kita
Beberapa hari ini aku memikirkan fakta unik tentang manusia. Selain senang berlomba-lomba untuk terlihat paling hebat, paling menawan, dan paling-paling yang enak lainnya, ternyata manusia juga senang berlomba-lomba untuk terlihat paling menderita, paling susah, paling menyedihkan. Loh kok? Iya. Ngga percaya? Kamu pernah ngga denger percakapan semacam ini,
"Bang, aku capek nih, kerjaan makin banyak tapi gaji engga naik-naik. Hidupku miris banget, yak."
"Kamu mah masih enak, gaji segitu masih cukup karena masih sendiri. Lah aku, cicilan banyak, gaji pas-pasan, harus nafkahi anak istri pula."
"Ya tapi kan tetep aja, Bang. Abang masih enak, pulang kerja ada anak istri di rumah. Seneng. Kalo aku, pulang kerja yan nyambut pakaian kotor. Hiks!"
Atau yang begini,
"Makanya, jadi mahasiswa tuh gaul dikit, cari relasi. Jangan cuma muter-muter sekitar perpustakaan ngerjain tugas."
"Lah, Mas enak bisa ngomong gitu. Kalo kuliah master by coursework ya cuma bisa muter-muter sekitar perpus doang ngerjain tugas. Kalo semisal master by research atau PhD mah enak. Bisa libur nya kapan-kapan."
"Justru enakan kuliah master by coursework, kamu masih punya libur. Kamu sih engga ngerasain kuliah master by research, kagak ada libur. Liburnya pas riset udah kelar."
Dan banyak percakapan bernada serupa lainnya.
Nah, sekarang udah percaya kan kalo ternyata spesies yang namanya manusia ini ternyata juga senang terlihat paling susah dan menyedihkan. Tapi aku punya analisis untuk hal ini. Aku suka mengamati orang. Mendengarkan mereka berbicara walau kadang membosankan, haha. Dan aku sampai pada kesimpulan -entah ini benar atau engga-, tapi menurutku, beberapa motif orang berlomba-lomba terlihat paling susah, adalah untuk membangun kesan paling hebat pada lawan bicaranya. Ha? Apa lagi ini? Haha, sabar. Aku jelasin. Saat seseorang merespon cerita orang lain dengan nada bahwa ia lebih susah, menandakan iya ingin agar lawan bicaranya mengakui bahwa ia, yang keadaannya saja lebih susah, masih baik-baik saja. Ia hebat.
"Kesusahan kamu belum ada apa-apanya dibanding saya. Jadi jangan cengeng. Saya aja masih baik-baik aja kok. Liat, nih."
Kira-kira begitu.
Aku punya temen yang seneng banget cerita tentang kesusahannya. Yang paling nyebelin menurutku, saat orang lain sedang ceritain deritanya, dia langsung nyambung dan cerita bahwa dia lebih menderita. Apaan sih, pikirku. Seolah-olah dia mau bilang, derita kalian belum apa-apa dibanding deritaku. Dan ujung-ujungnya dia "meninggi". Haha. Lucu aja, sekaligus nyebelin.
Tapi, analisis ini jelas engga bisa digeneralisasi ke semua orang. Beberapa orang mungkin punya motif lain, yang aku juga ngga tau apa. Haha. Yang pasti, sebisa mungkin hindarilah menjadi orang yang ngga mau kalah, baik dalam hal paling-paling yang enak, maupun dalam hal paling-paling yang susah. Intinya, ngapain juga kita mesti ribut ngasih tau ke orang-orang kalo kita tuh lebih susah dari mereka. Mereka juga (mungkin) engga peduli. Kalo ada orang yang cerita kesusahannya ke kita, semangatin aja. Ngga perlu 'diserang' balik dengan kesusahan kita. Walaupun kadang-kadang spontan aja gitu ya, hehe. Aku juga gitu kok kadang-kadang. Makanya tulisan ini dibuat, lebih untuk ngingetin diri sendiri daripada orang lain. Kalo orang lain ikut tersadarkan, ya Alhamdulillah.
Udah ah, intinya "Don't rich people difficult!", alias "Jangan kayak orang susah!" :p :p :p
"Bang, aku capek nih, kerjaan makin banyak tapi gaji engga naik-naik. Hidupku miris banget, yak."
"Kamu mah masih enak, gaji segitu masih cukup karena masih sendiri. Lah aku, cicilan banyak, gaji pas-pasan, harus nafkahi anak istri pula."
"Ya tapi kan tetep aja, Bang. Abang masih enak, pulang kerja ada anak istri di rumah. Seneng. Kalo aku, pulang kerja yan nyambut pakaian kotor. Hiks!"
Atau yang begini,
"Makanya, jadi mahasiswa tuh gaul dikit, cari relasi. Jangan cuma muter-muter sekitar perpustakaan ngerjain tugas."
"Lah, Mas enak bisa ngomong gitu. Kalo kuliah master by coursework ya cuma bisa muter-muter sekitar perpus doang ngerjain tugas. Kalo semisal master by research atau PhD mah enak. Bisa libur nya kapan-kapan."
"Justru enakan kuliah master by coursework, kamu masih punya libur. Kamu sih engga ngerasain kuliah master by research, kagak ada libur. Liburnya pas riset udah kelar."
Dan banyak percakapan bernada serupa lainnya.
Nah, sekarang udah percaya kan kalo ternyata spesies yang namanya manusia ini ternyata juga senang terlihat paling susah dan menyedihkan. Tapi aku punya analisis untuk hal ini. Aku suka mengamati orang. Mendengarkan mereka berbicara walau kadang membosankan, haha. Dan aku sampai pada kesimpulan -entah ini benar atau engga-, tapi menurutku, beberapa motif orang berlomba-lomba terlihat paling susah, adalah untuk membangun kesan paling hebat pada lawan bicaranya. Ha? Apa lagi ini? Haha, sabar. Aku jelasin. Saat seseorang merespon cerita orang lain dengan nada bahwa ia lebih susah, menandakan iya ingin agar lawan bicaranya mengakui bahwa ia, yang keadaannya saja lebih susah, masih baik-baik saja. Ia hebat.
"Kesusahan kamu belum ada apa-apanya dibanding saya. Jadi jangan cengeng. Saya aja masih baik-baik aja kok. Liat, nih."
Kira-kira begitu.
Aku punya temen yang seneng banget cerita tentang kesusahannya. Yang paling nyebelin menurutku, saat orang lain sedang ceritain deritanya, dia langsung nyambung dan cerita bahwa dia lebih menderita. Apaan sih, pikirku. Seolah-olah dia mau bilang, derita kalian belum apa-apa dibanding deritaku. Dan ujung-ujungnya dia "meninggi". Haha. Lucu aja, sekaligus nyebelin.
Tapi, analisis ini jelas engga bisa digeneralisasi ke semua orang. Beberapa orang mungkin punya motif lain, yang aku juga ngga tau apa. Haha. Yang pasti, sebisa mungkin hindarilah menjadi orang yang ngga mau kalah, baik dalam hal paling-paling yang enak, maupun dalam hal paling-paling yang susah. Intinya, ngapain juga kita mesti ribut ngasih tau ke orang-orang kalo kita tuh lebih susah dari mereka. Mereka juga (mungkin) engga peduli. Kalo ada orang yang cerita kesusahannya ke kita, semangatin aja. Ngga perlu 'diserang' balik dengan kesusahan kita. Walaupun kadang-kadang spontan aja gitu ya, hehe. Aku juga gitu kok kadang-kadang. Makanya tulisan ini dibuat, lebih untuk ngingetin diri sendiri daripada orang lain. Kalo orang lain ikut tersadarkan, ya Alhamdulillah.
Udah ah, intinya "Don't rich people difficult!", alias "Jangan kayak orang susah!" :p :p :p
Minggu, 08 Mei 2016
My Weekly-life Kinda Like
April 30, 2016
I am sick of myself who can't control my emotion and mind. Who keeps struggling uneasily in silence. Who leads into unproductive days. I am really sick of it.
May 1, 2016
Today I plan to log out from some of the social media that really take my time. Well, they don't take it, I give it to them. As a person who can be distracted easily, I decided to close them, and left only some basic medias, like Whatsapp (because I have an important community there), BBM (my family always contact me through this), LINE (my student is here), and Messenger (since everyone here always use it). They are still a lot, I know. But at least, they won't distract me that much.
May 2, 2016
This milk tea really kept my eyes opened! Oh no! I have a morning class tomorrow. T_T I won't drink it again 'till I really need to stay late. Maybe in the end of the semester.
May 3, 2016
Sometimes, we can't just believe what we see. People might look happy, energetic, enthusiastic. When you start to listen to their story, you will see their real 'face'. Today, a friend of mine told me that she's going to lose her job this upcoming June, and it hits her a lot. She also told me that she's considering to find another teacher to be her advisor, after working with a very well-known and gorgeous teacher for a while. Listening to her, I found that in some rate, my problem might not as hard as hers. And I am more grateful. Listening to people makes you understand, that through your eyes you only can see, but through your ears, you understand.
May 4, 2016
Today I bumped into two classmates in the brunch store. We had a short conversation since we are not that close each other. One of them is my best friend's ex, and our conversation was about her, my best friend. Actually, I don't really like his way of talking and I planned to tell this to my best friend. Yet, I didn't do that because I thought I must not bother her by this kinda unimportant thing. So I just let it go. Accidentally, I met him again when I was walking to the class. And at this time, we had a conversation again but this time, it's more pleasant. I realized actually he is a good man, maybe with a different style. And I do tell myself, don't ever judge people anymore by only one-two words from them. Everyone have their own bright side, though.
May 5, 2016
Private teaching is not easy, especially when you only have one student, for online speaking class. The most challenging thing is that you have to come up with an interesting and familiar topic to have a one-hour conversation unless you will keep talking alone since your student has nothing to say. In the end of this March, my friend introduced me to this private teaching job. I had to help a senior high student to prepare for an interview session as a part of university entrance exam. At that time, I struggled a lot because she didn't speak much. I tried my best to pick a topic, chose some articles, and even trained her to speak naturally in her introduction part. And it was only 2 weeks before the interview day! Three weeks after finished our private class, her dad contacted me again and he said that he wanted me to teach her daughter regularly. I accepted it because I think it also helps me to improve my speaking and teaching skill. So today was our first meeting. And she changed a lot! She began to speak more and sometimes she also picked up the topic. I think next time our class will be more interesting. Oh yes! I forget to tell you. She was accepted at the university she wanted the most! She made it! I am so happy for that.
May 6, 2016
Do you know what the tough life is? It is when you have to eat something you really don't like, in order to survive. And do you know what the worst part of it? You gradually like it! It is a tough life when it changes you, yet it will cherish you at the end. Because an easy one, will only cherish you but remain you as the same.
I am sick of myself who can't control my emotion and mind. Who keeps struggling uneasily in silence. Who leads into unproductive days. I am really sick of it.
May 1, 2016
Today I plan to log out from some of the social media that really take my time. Well, they don't take it, I give it to them. As a person who can be distracted easily, I decided to close them, and left only some basic medias, like Whatsapp (because I have an important community there), BBM (my family always contact me through this), LINE (my student is here), and Messenger (since everyone here always use it). They are still a lot, I know. But at least, they won't distract me that much.
May 2, 2016
This milk tea really kept my eyes opened! Oh no! I have a morning class tomorrow. T_T I won't drink it again 'till I really need to stay late. Maybe in the end of the semester.
May 3, 2016
Sometimes, we can't just believe what we see. People might look happy, energetic, enthusiastic. When you start to listen to their story, you will see their real 'face'. Today, a friend of mine told me that she's going to lose her job this upcoming June, and it hits her a lot. She also told me that she's considering to find another teacher to be her advisor, after working with a very well-known and gorgeous teacher for a while. Listening to her, I found that in some rate, my problem might not as hard as hers. And I am more grateful. Listening to people makes you understand, that through your eyes you only can see, but through your ears, you understand.
May 4, 2016
Today I bumped into two classmates in the brunch store. We had a short conversation since we are not that close each other. One of them is my best friend's ex, and our conversation was about her, my best friend. Actually, I don't really like his way of talking and I planned to tell this to my best friend. Yet, I didn't do that because I thought I must not bother her by this kinda unimportant thing. So I just let it go. Accidentally, I met him again when I was walking to the class. And at this time, we had a conversation again but this time, it's more pleasant. I realized actually he is a good man, maybe with a different style. And I do tell myself, don't ever judge people anymore by only one-two words from them. Everyone have their own bright side, though.
May 5, 2016
Private teaching is not easy, especially when you only have one student, for online speaking class. The most challenging thing is that you have to come up with an interesting and familiar topic to have a one-hour conversation unless you will keep talking alone since your student has nothing to say. In the end of this March, my friend introduced me to this private teaching job. I had to help a senior high student to prepare for an interview session as a part of university entrance exam. At that time, I struggled a lot because she didn't speak much. I tried my best to pick a topic, chose some articles, and even trained her to speak naturally in her introduction part. And it was only 2 weeks before the interview day! Three weeks after finished our private class, her dad contacted me again and he said that he wanted me to teach her daughter regularly. I accepted it because I think it also helps me to improve my speaking and teaching skill. So today was our first meeting. And she changed a lot! She began to speak more and sometimes she also picked up the topic. I think next time our class will be more interesting. Oh yes! I forget to tell you. She was accepted at the university she wanted the most! She made it! I am so happy for that.
May 6, 2016
Do you know what the tough life is? It is when you have to eat something you really don't like, in order to survive. And do you know what the worst part of it? You gradually like it! It is a tough life when it changes you, yet it will cherish you at the end. Because an easy one, will only cherish you but remain you as the same.
Kamis, 05 Mei 2016
Missing U
Jadi ceritanya tadi lagi nyari-nyari bahan ajar. Sampailah saya ke satu situs yang menyediakan berbagai macam video sekaligus bahan ajar lain buat dipake di kelas bahasa Inggris. Nama situsnya Film English. Ini situs asli bagus banget menurut saya, boleh dicoba deh di kelas masing-masing.
Tapi saya bukan mau bikin ulasan tentang situs ini. Pas lagi ngubek-ngubek, saya nemuin sebuah video yang sangat amat sayang untuk ga diposkan lagi di sini. Video nya bagus, lucu, dan manis banget untuk ukuran orang yang engga romantis semacam saya, Haha! Dan bagusnya lagi, video ini sebenarnya adalah visualisasi dari sebuah puisi yang sama manisnya. Udah ah, pembuka nya kepanjangan. Selamat menikmati!
Tapi saya bukan mau bikin ulasan tentang situs ini. Pas lagi ngubek-ngubek, saya nemuin sebuah video yang sangat amat sayang untuk ga diposkan lagi di sini. Video nya bagus, lucu, dan manis banget untuk ukuran orang yang engga romantis semacam saya, Haha! Dan bagusnya lagi, video ini sebenarnya adalah visualisasi dari sebuah puisi yang sama manisnya. Udah ah, pembuka nya kepanjangan. Selamat menikmati!
Missing U
(By: Brooke Wagstaf)
This is the tale of the letter named i,
A lonely author who lived life with a sigh
Typing her treatise on the common green pea
i encountered a problem while pressing one key
The harder she pushed, the worst was still true
i declared to herself “I’m missing my _” A panic seized i and she looked to the sky
Confirming her fear that all was awry
i dashed through the city and away from the crowds
Fleeing the streets and all that was loud
Climbing a cliff overlooking the sea
i searched for a sign that would answer her plea
“My writing is hindered, my home life is stark.
_pon a jo_rney for _. I m_st now embark.”
She hopped on a ship and it sailed double quick
Clutching her side, i felt quite seasick
She arrived at a jungle all filled with suspense
The lump in her throat said she’d moved well past tense
The bees they were buzzing, the blue jays flew near
But i gathered her courage and slashed past her fear
She burst through to a vista all cloaked in blue
And i’s eyes slowly widened as they took in the view.
Umbrellas, ukuleles and UFOs too,
All could be found in this haven of u.
“You’re welcome to stay, but you won’t see much here.
When the b_rds flew away so went the cheer.
The f_sh are long gone, no Key l_me p_e,
There’s plenty of sorry, but not even one i.
”She peered at his face: kind, handsome and true.
“I am none but i. U is that you?”
u looked at me then like I will never forget and I took your hand on the day that we met.
So that is the story according to me
Of how i found u and they became we.
Sabtu, 30 April 2016
L A B I L
Akhir-akhir ini ntah kenapa saya bertransformasi jadi orang yang labil. Tapi bukan abege labil karena saya emang sudah ngga pantes disebut abege. Belakangan saya gampang sekali rasanya untuk "ngamuk-ngamuk" dalam hati. Padahal kadang cuma karena masalah sepele. Gampang sekali rasanya berpindah emosi dari yang tadinya cerah ceria mempesona (*halah) jadi mendung kelabu. Dan akhir-akhir ini juga, saya sering banget jadi orang yang egosentris. Sering mau menang sendiri -padahal kalau menang rame-rame juga asik. Saya memang tipe orang yang punya rentang konsentrasi pendek, tapi akhir-akhir ini fokus jadi hal yang lebih sulit dilakukan daripada sebelumnya. Bahkan satu minggu terakhir ini jadwal tenggat yang udah saya susun pada molor semuanya.
Saya kenapa?
Ntahlah, banyak kemungkinan. Mungkin saya terlalu khawatir akan hal-hal di masa depan. Duh, Nak! Padahal saya selalu bilang ke diri sendiri, masa depan yang belum terjangkau jangan dicicil "susah"nya dari sekarang. Tapi tetap aja, sebagaimana manusia normal lainnya, kadang saya suka khawatir aja sama hal-hal di kemudian hari. Saya berusaha untuk ngga terlalu sering memikirkan hal-hal yang ngga bisa saya jangkau sekarang, tapi apa daya, hal-hal semacam itu sering datang ngga pake ketok pintu, langsung aja masuk tanpa minta izin dulu.
Kemungkinan lain yang mungkin juga paling tepat adalah, kayaknya saya kurang ibadah. Makanya pikirannya jadi labil. Mesti sering-sering istighfar sama banyakin ibadah supaya tenang.
Semoga fase-fase labil ini cepat berlalu. Ini bukan saya banget.
Di tengah mendung mesra nya sabtu terakhir di bulan April,
Chiayi, 2016
Saya kenapa?
Ntahlah, banyak kemungkinan. Mungkin saya terlalu khawatir akan hal-hal di masa depan. Duh, Nak! Padahal saya selalu bilang ke diri sendiri, masa depan yang belum terjangkau jangan dicicil "susah"nya dari sekarang. Tapi tetap aja, sebagaimana manusia normal lainnya, kadang saya suka khawatir aja sama hal-hal di kemudian hari. Saya berusaha untuk ngga terlalu sering memikirkan hal-hal yang ngga bisa saya jangkau sekarang, tapi apa daya, hal-hal semacam itu sering datang ngga pake ketok pintu, langsung aja masuk tanpa minta izin dulu.
Kemungkinan lain yang mungkin juga paling tepat adalah, kayaknya saya kurang ibadah. Makanya pikirannya jadi labil. Mesti sering-sering istighfar sama banyakin ibadah supaya tenang.
Semoga fase-fase labil ini cepat berlalu. Ini bukan saya banget.
Di tengah mendung mesra nya sabtu terakhir di bulan April,
Chiayi, 2016
Senin, 25 April 2016
P E N A T (baca: Hayati lelah~)
Sebagai manusia, akan datang masa-masa penat dalam hidup kita. Mau kamu itu mahasiswa, karyawan, ibu rumah tangga, bahkan artis sekalipun (emang ada gitu artis yang baca blog saya? haha) pasti pernah ngalamin yang namanya penat. Kayak yang saya rasain sekarang ini ...
...
Hidup sebagai seorang pelajar juga ngga akan bikin kamu bisa lepas dari kunjungan si Penat. Malah mungkin dia bakalan jadi tamu langganan. Hebat nya lagi, si Penat ini sering banget mampir pas kita lagi banyak-banyaknya kerjaan. Pas kalender penuh dengan catatan tenggat tugas-tugas. Oh! Mau ngerjain apa-apa males. Jangankan berjibaku ngerjain tugas, kadang mau makan aja males. Mau mikir males. Mau main juga males. Mau mandi juga males (OK, yang ini namanya jorok). Sampai-sampai mau males juga udah males! Nah loh! Tapi asli, emang gitu rasanya. Kalo udah gini, pengen aja rasanya lompat! Eh, tenang dulu sodara-sodara! Bukan lompat dari lantai 8 perpustakaan kok, lompat ke masa depan maksudnya, haha Lompat ke masa-masa punya semangat yang berapi-berapi!
Saya nulis ini bukan mau ngasih tips buat ngakalin penat, ya. Sama sekali bukan. Lha wong saya sendiri juga masih sering diakal-akalin sama si Penat itu. Huh! Tapi bolehlah saya bagi obat penangkal penat menurut saya (Lah katanya ngga ngasih tips?). Bagi saya, obat penat paling mujarab adalah "rumah". Dan menurut saya ini ampuh banget. Kamu ngga akan selamanya ada di dunia ini, dan juga ngga tau kapan bakalan dipanggil pulang. Terus, masih mau lama-lama manjain penat? Satu lagi obat yang juga ampuh banget, tuh coba cek tafsir surah Al Hasyr. Kesulitan itu datengnya satu paket sama kemudahan. Walaupun tugas-tugas duniawi ini (hasseek) bikin kamu lelah dan penat, yakin aja, kemudahan pasti dateng kok. Yakin! Pasti itu.
Sekali lagi, masa-masa penat yang saya, kamu, kita alami itu manusiawi kok. Tapi, jangan diturutin lama-lama , ya. Sewajarnya aja. Jangan lupa, waktu kamu ngga semakin banyak. Semangat! Semangat! Semangat!
...
Hidup sebagai seorang pelajar juga ngga akan bikin kamu bisa lepas dari kunjungan si Penat. Malah mungkin dia bakalan jadi tamu langganan. Hebat nya lagi, si Penat ini sering banget mampir pas kita lagi banyak-banyaknya kerjaan. Pas kalender penuh dengan catatan tenggat tugas-tugas. Oh! Mau ngerjain apa-apa males. Jangankan berjibaku ngerjain tugas, kadang mau makan aja males. Mau mikir males. Mau main juga males. Mau mandi juga males (OK, yang ini namanya jorok). Sampai-sampai mau males juga udah males! Nah loh! Tapi asli, emang gitu rasanya. Kalo udah gini, pengen aja rasanya lompat! Eh, tenang dulu sodara-sodara! Bukan lompat dari lantai 8 perpustakaan kok, lompat ke masa depan maksudnya, haha Lompat ke masa-masa punya semangat yang berapi-berapi!
Saya nulis ini bukan mau ngasih tips buat ngakalin penat, ya. Sama sekali bukan. Lha wong saya sendiri juga masih sering diakal-akalin sama si Penat itu. Huh! Tapi bolehlah saya bagi obat penangkal penat menurut saya (Lah katanya ngga ngasih tips?). Bagi saya, obat penat paling mujarab adalah "rumah". Dan menurut saya ini ampuh banget. Kamu ngga akan selamanya ada di dunia ini, dan juga ngga tau kapan bakalan dipanggil pulang. Terus, masih mau lama-lama manjain penat? Satu lagi obat yang juga ampuh banget, tuh coba cek tafsir surah Al Hasyr. Kesulitan itu datengnya satu paket sama kemudahan. Walaupun tugas-tugas duniawi ini (hasseek) bikin kamu lelah dan penat, yakin aja, kemudahan pasti dateng kok. Yakin! Pasti itu.
Sekali lagi, masa-masa penat yang saya, kamu, kita alami itu manusiawi kok. Tapi, jangan diturutin lama-lama , ya. Sewajarnya aja. Jangan lupa, waktu kamu ngga semakin banyak. Semangat! Semangat! Semangat!
Selasa, 15 Maret 2016
Nangis, nangis apa yang penting?
Sore ini, pas sedang asik-asiknya ngupas bawang merah buat masakan bakal makan malam, tetiba saya mewek. Karena bawang? Iya karena bawang! Haha Ah elah, kirain karena apa. Tapi berkat mewek bawang merah itu, saya jadi kepikiran sesuatu. Sesuatu yang nge-jleb banget. Dan bikin pengen nangis beneran (hiks!).
Dan saya pikirkan adalah ...
Betapa gampangnya kita nangis buat hal-hal yang "ngga penting". Okelah, untuk kasus bawang merah sebenarnya itu bukan nangis beneran, tapi airmata kita keluar karena ada zat dari bawang merah yang merangsang kelenjar airmata kita dan akhirnya keluarlah airmata *lebih kurang mohon maap, tolong saya jangan di-bully gara-gara penjelasan bawang merah ini!
Tapi coba inget-inget lagi, kayaknya kita emang gampang banget nangis buat hal-hal yang sebenarnya sama sekali "ga penting". Contohnya nih, nonton drama korea, nangis. Denger lirik lagu, nangis. Denger musik instrumen sambil menghayal, nangis. Nonton film, nangis. Bahkan waktu kehilangan recehan juga nangis (Lah! Yang ini asli lebay).
Nah, sekarang inget-inget lagi, kapan terakhir kali kita nangis karena inget dosa-dosa yang banyaknya gatau bilang sebanyak apa? Kapan terakhir kali kita nangis pas ngebaca ayat al qur'an yangngeberitain tentang siksa? Juga kapan terakhir kali kita nangis karena inget mati bisa datang kapan aja padahal kita belum siap-siapin bekal?
Astaghfirullah~
Kita tuh kadang istighfar sehabis shalat juga mau cepat-cepat selesai, berasa udah pasti diampunin dan ngerasa yang penting adalah jumlah istighfarnya. Kadang baca qu'ran juga asal baca aja ngga ngebaca terjemahan lagi seolah-seolah udah ngerti bahasa Arab. Tiap hari dengar berita kematian tapi ngga ngaca diri juga.
Padahal, dalam sabda Nabi shalallahu'alaihi wassalam yang dihimpun dalam riwayat Imam Bukhari dan Muslim dikatakan, seseorang yang mengingat Allah di kala sendirian sehingga kedua matanya mengalirkan air mata akan termasuk dalam tujuh golongan yang akan dinaungi Allah pada hari kiamat kelak. Masyaa Allah~
Kan, betapa beruntungnya kalo kita bisa nangis untuk hal-hal penting semacam ini. Nangis karena ingat dosa, nangis karena takut akan Allah dan siksa Nya, nangis karena ingat mati dan nangis-nangis lain yang membuat hati kita makin tunduk sama Allah.
Dan sekarang, kalo kita masih aja jarang atau susah untuk nangis karena hal-hal di atas, kita mesti periksa hati masing-masing, mungkin dia udah keras karena udah lama ga diisi dengan ingatan akan Allah. Hati kita udah ngga peka, udah terlalu banyak diisi dengan dunia.
Mulai sekarang, coba deh, kurangin nangis-nangis yang ngga penting. Banyakin nangis-nangis yang bermanfaat, yang bisa bikin catatan amal baik kita nambah. Yaa kalo kita belum bisa nyaingin para 'abid dalam urusan ibadah, setidaknya kita bisa nyaingin ahli maksiat dalam urusan taubat. Mungkin awal-awal berat, tapi tetap harus dimulai, kan? Semoga Allah mudahkan.
Yuk nangis sama-sama, eh, nangis yang bermanfaat!
P.S. Kalo ada yang ngga setuju sama "kita" di atas dan kepingin banget bilang, "Kita? Lo aja kali gue engga!", plis jangan bully saya. Karena sebenarnya tulisan ini murni ditujukan buat diri saya sendiri. Kalo ada yang ngerasa jleb juga, yaa syukur alhamdulillah.
Dan saya pikirkan adalah ...
Betapa gampangnya kita nangis buat hal-hal yang "ngga penting". Okelah, untuk kasus bawang merah sebenarnya itu bukan nangis beneran, tapi airmata kita keluar karena ada zat dari bawang merah yang merangsang kelenjar airmata kita dan akhirnya keluarlah airmata *lebih kurang mohon maap, tolong saya jangan di-bully gara-gara penjelasan bawang merah ini!
Tapi coba inget-inget lagi, kayaknya kita emang gampang banget nangis buat hal-hal yang sebenarnya sama sekali "ga penting". Contohnya nih, nonton drama korea, nangis. Denger lirik lagu, nangis. Denger musik instrumen sambil menghayal, nangis. Nonton film, nangis. Bahkan waktu kehilangan recehan juga nangis (Lah! Yang ini asli lebay).
Nah, sekarang inget-inget lagi, kapan terakhir kali kita nangis karena inget dosa-dosa yang banyaknya gatau bilang sebanyak apa? Kapan terakhir kali kita nangis pas ngebaca ayat al qur'an yangngeberitain tentang siksa? Juga kapan terakhir kali kita nangis karena inget mati bisa datang kapan aja padahal kita belum siap-siapin bekal?
Astaghfirullah~
Kita tuh kadang istighfar sehabis shalat juga mau cepat-cepat selesai, berasa udah pasti diampunin dan ngerasa yang penting adalah jumlah istighfarnya. Kadang baca qu'ran juga asal baca aja ngga ngebaca terjemahan lagi seolah-seolah udah ngerti bahasa Arab. Tiap hari dengar berita kematian tapi ngga ngaca diri juga.
Padahal, dalam sabda Nabi shalallahu'alaihi wassalam yang dihimpun dalam riwayat Imam Bukhari dan Muslim dikatakan, seseorang yang mengingat Allah di kala sendirian sehingga kedua matanya mengalirkan air mata akan termasuk dalam tujuh golongan yang akan dinaungi Allah pada hari kiamat kelak. Masyaa Allah~
Kan, betapa beruntungnya kalo kita bisa nangis untuk hal-hal penting semacam ini. Nangis karena ingat dosa, nangis karena takut akan Allah dan siksa Nya, nangis karena ingat mati dan nangis-nangis lain yang membuat hati kita makin tunduk sama Allah.
Dan sekarang, kalo kita masih aja jarang atau susah untuk nangis karena hal-hal di atas, kita mesti periksa hati masing-masing, mungkin dia udah keras karena udah lama ga diisi dengan ingatan akan Allah. Hati kita udah ngga peka, udah terlalu banyak diisi dengan dunia.
Mulai sekarang, coba deh, kurangin nangis-nangis yang ngga penting. Banyakin nangis-nangis yang bermanfaat, yang bisa bikin catatan amal baik kita nambah. Yaa kalo kita belum bisa nyaingin para 'abid dalam urusan ibadah, setidaknya kita bisa nyaingin ahli maksiat dalam urusan taubat. Mungkin awal-awal berat, tapi tetap harus dimulai, kan? Semoga Allah mudahkan.
Yuk nangis sama-sama, eh, nangis yang bermanfaat!
P.S. Kalo ada yang ngga setuju sama "kita" di atas dan kepingin banget bilang, "Kita? Lo aja kali gue engga!", plis jangan bully saya. Karena sebenarnya tulisan ini murni ditujukan buat diri saya sendiri. Kalo ada yang ngerasa jleb juga, yaa syukur alhamdulillah.
Jumat, 04 Maret 2016
Tentang
Tentang hari-hari ini,
tentang sibuk saling mengomentari,
tentang mendengar untuk membalas, bukan memahami.
Tentang sombong,
tentang merasa benar sendiri,
tentang slogan bebas bicara tapi tak terima pendapat oranglain,
tentang teriakan hormati hak asasi tapi justru lupa fitrah diri.
Tentang kita hari ini,
tentang jumlah yang bertambah-tambah tapi pemahaman yang menyedikit,
tentang saling tunjuk sesat tapi tak jua menambah kaji,
tentang merasa dalam rombongan padahal terpencar sendiri-sendiri.
Tentang kita, umat hari ini.
tentang sibuk saling mengomentari,
tentang mendengar untuk membalas, bukan memahami.
Tentang sombong,
tentang merasa benar sendiri,
tentang slogan bebas bicara tapi tak terima pendapat oranglain,
tentang teriakan hormati hak asasi tapi justru lupa fitrah diri.
Tentang kita hari ini,
tentang jumlah yang bertambah-tambah tapi pemahaman yang menyedikit,
tentang saling tunjuk sesat tapi tak jua menambah kaji,
tentang merasa dalam rombongan padahal terpencar sendiri-sendiri.
Tentang kita, umat hari ini.
Kamis, 03 Maret 2016
Iseng-iseng Ngga Berhadiah!
Ini pos pertama di tahun 2016! Yeay! Tadinya aku mau nulis sesuatu, tapi pas buka beranda malah mager bacain tulisan-tulisan terdahulu. Aku lihat sebuah tulisan yang aku pos-kan di hari-hari pertama aku menginjakkan kaki di Taiwan. Waktu itu, aku cuma bisa mengunggah foto-foto dari flickr.com tentang kenampakan kampusku. Nah, jadilah malam ini aku punya ide untuk mengunggah sedikit foto-foto yang udah dikumpulin selama berada di Taiwan. Hehe, akhirnya! Sekedar info, ini semester keempat aku di sini. Wah, udah lama juga ternyata, ngga kerasa *eceknya gitu. Udah ah kata-kata sambutannya. Selamat menikmati! Kalo kurang ngga boleh minta nambah! *ntahapa! Cekidot!
Sekian dulu yak, kalo ada kesempatan nanti diunggah lagi.
CCU Library, Chiayi |
![]() |
FORMMIT in Hehuan Mt., Nantou |
![]() |
Daily dietary, Chiayi |
![]() |
Xinshe Flower Fest, Taichung |
CCU Library, Chiayi |
![]() |
Inside the library |
![]() |
Collection |
![]() |
Library showroom and mini museum |
Lotus Pond, Kaohsiung |
Snowman, Hehuan Mt., Nantou |
![]() |
Another blue sky at school, Chiayi |
Cingjing Farm, Nantou |
Sekian dulu yak, kalo ada kesempatan nanti diunggah lagi.
Langganan:
Postingan (Atom)