"Siapa diantara Anda yang merasa masih miskin?"
"Kalau begitu, siapa diantara Anda sekalian yang merasa sudah kaya?"
Ternyata hanya ada dua orang yang mengacung.
"Lho, jadi yang dari tadi tidak mengacung merasa apa? Masih miskin atau sudah kaya?"
Para mahasiswa cuma senyum-senyum. Kemungkinan sebabnya mereka tidak menjawab itu cuma dua : malu atau bingung.
Kemudian sang dosen melanjutkan pertanyaannya,
"Well, sekarang ini pertanyaan untuk Anda yang merasa miskin . . . . seandainya saya beri Anda masing-masing uang sebesar 10 miliar, Anda mau terima?"
"Itu beneran atau cuma seandainya, Pak?" terdengar celetukan iseng dari seorang mahasiswa.
Kontan saja dijawab oleh sang dosen, "Ya jelas saja ini seandainya beneran...."
Sambil ragu-ragu apakah sang dosen serius atau tidak, para mahasiswa itu menjawab sambil malu-malu, "Ya mau lah, Pak...."
"Okey... Tapi tunggu dulu... there's no such a free lunch.... tidak ada makan siang gratis... Anda saya kasih 10 miliar tapi syarat dan ketentuan berlaku..." ujar sang dosen.
"Apa Pak?" tanya mereka.
"Gampang. Saya cuma minta satu ruas buku kelingking Anda dipotong untuk saya... mau?" tanya sang dosen.
Mereka serempak bilang tidak mau sambil ada yang menggeleng.
"Berarti harga ujung jari kelingking Anda lebih dari 10 miliar bukan? Okeeyy... saya naikkan harganya menjadi 50 miliar.... mau??" tanya sang dosen lagi.
"Tidaaaak!" jawab mereka serempak.
"100 miliar???" tanya sang dosen lagi.
Mereka masih bertahan dengan jawaban tidak.
Dengan suara dramatis dsang dosen berkata, "Jadi satu ruas buku kelingking Anda harganya lebih dari 100 miliar bukan?? Lalu bagaimana dengan seluruh tubuh Anda? Kalu dirupiahkan berapa harga tubuh Anda? Jadi siapa bilang Anda miskin????"
Untuk beberapa saat suasana kelas hening... Wajah mereka terpana.
Jadi siapa bilang Anda miskin??
Tidak ada komentar:
Posting Komentar