Kamis, 15 Oktober 2015

Islam kita hari ini

Aku menulis ini sebagai opini pribadi atas peristiwa pembakaran sebuah rumah ibadah umat Kristen di Aceh Singkil beberapa hari yang lalu. Setelah kejadian di Tolikara beberapa waktu silam, sekarang terjadi lagi kejadian serupa.

Tulisan ini bukan tentang siapa yang salah dan siapa yang benar, bukan juga tentang siapa yang terzalimi dan siapa yang menzalimi. Aku tidak tahu itu, aku tidak tahu. Sebab aku tidak berada di sana dan tidak menyaksikan apa yang terjadi. Dan tentu saja, aku tidak akan membahas toleransi karena percuma saja.

Yang aku ingin sampaikan,
Hei saudara muslimku, kita tidak diajarkan untuk berbuat begini, kan? Tidak. Tidak. Sama sekali tidak. Aku tidak menemukan ajaran tentang ini dalam sejarah perjalanan hidup Nabi kita yang pernah kubaca, tidak pernah, tidak ada. Muslim itu adalah rahmat, kita bukan perusuh, bukan perusak, bukan penjahat.

Kalian bilang, "Nyoe Aceh kon Medan." Lalu? Apa hubungannya? Apakah dengan adanya umat Kristen di Aceh kemudian menjadikan Aceh kita tercinta ini "tercemar"? Membuat Aceh kita tidak lagi pantas disebut Bumi Serambi Mekah? Tidak ada hubungannya saudara. Tidak ada. Kita yang menentukan itu, bukan keberadaan mereka. Kalian tentu paham kenapa dulu tanah kita ini disebut Serambi Mekah, sebab wara' nya para ulama, sebab tradisi shalih dan menshalihkan diantara masyarakatnya, sebab antusiasme belajar Islam, serta sebab masjid-masjid penuh sesak oleh anak muda.

Tapi lihat sekarang, bahkan warung kopi lebih penuh daripada masjid-masjid. Orang-orang saling tuduh sesat satu sama lain. Dan sekarang kemudian kita salahkan orang yang ingin beribadah sesuai kepercayaannya? Kalian khawatir mereka menyebarkan agamanya? Makanya kita harus terus belajar Islam. Islam yang benar, Islam yang dijelaskan dalam Alquran dan yang dicontohkan Nabi kita. Bukan Islam yang kata ustazd anu, kata ustadz itu.

Tidak, tulisan ini bukan untuk membela umat Kristen di sana. Bukan sama sekali. Sebab jika beritanya benar bahwa pembangunan rumah ibadah itu tidak berizin, jelas mereka juga salah.
Tapi walaupun mereka salah, tetap saja kita tidak boleh bertindak seperti itu, kita tidak diajarkan begitu saudaraku, sama sekali tidak.

Kalian tentu merasa tidak senang, marah, jengkel bahkan benci sekali saat mendengar ada saudara Muslim kita yang diusik ketenangannya, atau saat mendengar ada masjid yang dibakar, atau masjid yang dilecehkan. Tentu kalian marah. Dan tentu saja, begitu pula perasaan umat Kristen lain saat saudara mereka diusik. Jika kalian terlalu susah memahaminya sebagai pemeluk kepercayaan yang berbeda, pahami saja sebagai manusia. Ya, sebagai manusia.

Aku hanya ingin sampaikan,
Islam yang aku pahami tidak mengajarkan hal seperti kejadian yang tidak mengenakkan ini, dan semoga kalian semua juga bisa memahami bahwa Islam yang dibawa Muhammad SAW bukan Islam yang menyebar ketakutan dan kebencian.