Hari ini tepat 45 hari aku berada di negeri Formosa, dengan status sebagai mahasiswi. Sebenarnya ini edisi catatan yang telat, baru sempat nulis lagi setelah sekian lama, padahal udah banyak banget yang pengen ditulisin di sini. Tapi apa daya, kesempatan sempit.
Well, aku pertama kali menginjakkan kaki di sini tanggal 8 September lalu, mendarat dengan lancar di Taoyuan Int'l Airport. Besoknya kita (aku dan seorang teman asal Medan) dijemput oleh utusan dari kampus untuk kemudian berangkat bareng mahasiswa baru lainnya menuju kampus. Lumayan jauh dari Taipei, sekitar 4 jam perjalanan dengan bus.
Sekolah kami terletak di Chiayi County, daerah selatan Taiwan. National Chung Cheng University namanya. Katanya sih termasuk kampus dengan view paling menawan se-Taiwan. Dan memang bener, kampusnya bagus banget. Dengan lanskap bukit hijau yang bikin mata adem, juga arsitektur bangunan yang klasik, bener-bener pemandangan yang (harusnya) bikin betah.
Some sights in National Chung Cheng University
Hari-hari pertama di sini, rada-rada ga betah, bawaan pengen pulang. Yaa normal sih ya, namanya baru sampe ke suatu tempat pasti butuh adaptasi. Salah satu yang paling susah adalah soal makan. This is Taiwan, guys! Amat sangat susah cari makanan halal (apalagi di kampus yang letaknya "agak di desa" kayak gini). No choice, demi kelangsungan hidup, aku bertransformasi jadi vegetarian di sini, padahal kalo di rumah paling males nyentuh sayur. Tapi apa daya, sekali lagi ini demi kelangsungan hidup, daripada gue ga makan. Dan makanan di sini beda jauh soal rasa dengan selera orang Indonesia. Mereka paling anti pedas dan asin. Terus juga untuk minuman mereka anti yang terlalu manis. Ngga sehat katanya. Ya ampuuuun, beda banget sama di Indonesia kan, jadilah pas pertama kali makan di sini, aku langsung membatin,"ya ampun, ini makanan kok kagak ada rasanya ya?" haha
Itu masih soal makan, belum lagi soal pakaian. Pertama kali aku keluar, orang-orang pada ngeliatin aneh. Maklum, ini kali pertama kampus ini punya mahasiswi international yang berjilbab (lebar pula :D). Dan jadilah aku "tontonan" aneh orang-orang satu kampus. Sebenarnya sih aku santai aja, kalo ada yang lihat dengan tatapan aneh, aku langsung pasang wajah paling ramah sambil senyum dan bilang "halo", haha,, But as time goes by, lama-lama sepertinya mereka udah terbiasa dengan kehadiranku di sini. Buktinya sekarang ga ada lagi -atau at least tinggal sedikit- yang masih ngelihatin dengan tatapan aneh pas aku lewat. Dan syukurnya, orang-orang di sini ga pada rese, i mean, mereka ga bakalan usil sama apapun yang dipakai sama siapapun. Jadi ga ada tuh yang namanya diskriminasi gara-gara kita muslim dan pake jilbab. Paling banter mereka nanya, kenapa kamu pakai tutup kepala? Yauda tinggal dijelasin deh, Alhamdulillah sekalian dakwah :)
Dan satu lagi masalahnya, bahasa. Ternyata mahasiswa di sini jarang yang bisa -atau sebenarnya bisa tapi malu- untuk ngomong Inggris. Dan aku, dengan kemampuan Mandarin yang nol besar, harus ekstra sabar menghadapi orang-orang di kelas yang kayaknya pada ga mau diajak ngomong karena aku cuma bisa ngomong Inggris. Huft! Jadilah aku merasa sunyi, sepi, tak berkawan di sini T_T hiks! Tapi lagi-lagi, as time goes by, akhirnya aku punya teman orang Taiwan. Yeay! Ga sia-sia punya wajah imut, haha, Alhamdulillah ya Allah,, :D
Well, berhubung aku mau ngerjain pe-er kelas bahasa Mandarin, tulisannya sampai di sini dulu yaa,, next time aku lanjutin lagi cerita hidupku di negeri orang ini.
Ini pe-er bahasa Mandarin nya, writing comprehension :D
NB : Foto-foto kampus di atas semua aku ambil dari flickr.com, belum ada koleksi pribadi, soalnya belum punya kamera bagus, kamera hape gue resolusinya pas-pasan. Harap maklum, hihi :D